If you want a quite monastery in Dharamsala and of course taking pictures then go to Gyuto Monastery. Because there is no single chances for me taking pictures inside Dalai Lama Monastery (it’s forbidden!). I found that Gyuto with all yellow buildings are similar with Pesantren (Islamic boarding school) in Java. You also can find normal life of Buddhist monks, young and old here. There is also huge butter lamp here to commemerate brave martyrs in Tibet who have self-immolated for the greater cause of Tibet since 2009. These including Panchen Lama, the highest ranking Lama after the Dalai Lama, who already long disappeared.
Jika kamu ingin biara yang tenang dan tentunya mengambil gambar maka pergilah Biara Gyuto. Karena tidak ada kesempatan sama sekali bagi saya untuk mengambil gambar di dalam Biara Dalai Lama (dilarang!). Saya merasa Biara Gyuto dengan seluruh gedung kuningnya menyerupai pesantren di Jawa. Kamu juga dapat menemukan kehidupan normal para Biksu Buddha, muda dan tua, disini. Selain itu juga terdapat lampu mentega raksasa untuk memperingati para martir Tibet yang dengan gagah berani melakukan upacara bakar diri untuk memperjuangkan Tibet sejak tahun 2009. Termasuk diantaranya Panchen Lama, Lama dengan ranking tertinggi setelah Dalai Lama yang telah lama menghilang.