[Thought]: Apakah Kamu Menulis Catatan (Lapangan)?

DSCF0707

Pada saat kembali ke rumah orangtua di Bandung dan sedang membenahi lemari buku, saya menemukan beragam ukuran, warna, dan bentuk jurnal, agenda, catatan lapangan dari berbagai tahun. Ternyata saya memiliki banyak notes dengan berbagai ukuran dan warna dan bau dari berbagai event maupun yang dibeli karena tampak lucu hingga tahunan lamanya (Akui saja siapa di antara kalian yang membaca tulisan ini juga merupakan penimbun notes mini dan lucu HAHA!). Kemudian saya melihat kembali tulisan semasa di lapangan atau kuliah dahulu. Membuat saya melihat bahwa dulu mungkin ada kalanya sangat malas dan menyusun catatan dengan baik. Tapi kenangan maupun catatan semasa di lapangan dulu ini tetap ada. Hal ini merupakan hal yang penting dan selalu menarik untuk dibaca lagi bagi saya pribadi.

Bagi saya dan mungkin kebanyakan orang setuju bahwa tulisan akan selalu abadi. Apalagi saya sebagai seorang pembelajar visual, sehingga gambar dan tulisan menjadi pengingat yang sangat penting bagi saya. Bagi saya menulis dapat membantu dalam berpikir. Selain itu menulis juga membantu kita untuk mengutarakan pikiran secara lebih baik lagi. Maka menulislah yang baik sehingga dapat dibaca di kemudian hari. Kalau disebut senang menulis maka secara pribadi saya akan mengatakan tidak juga. Menulis bagi saya merupakan suatu terapi berpikir dan berkomunikasi. Karena dari cara menulis kita juga dapat mengetahui bagaimana seseorang bertutur kata. Selain itu tentunya budaya menulis tidak lepas dari kebiasaan untuk membaca. Maka tidak heran seorang penulis biasanya juga merupakan seorang pembaca handal. Walaupun demikian seorang penulis pun memiliki perjuangannya sendiri untuk menulis setiap hari. Saya pun yang bukan seorang penulis profesional juga demikian! dengan laporan, tugas ataupun blog ini (walaupun ini pun kategorinya untuk bersenang-senang juga!).

Bagi saya, pertama-tama, kebiasaan menulis itu haruslah dipancing misalnya berupa dokumentasi kegiatan seperti foto. Kedua, sebagai pembelajar visual, dokumentasi kegiatan yang baik tidak hanya berupa gambar. Ketiga, gambar pun haruslah memiliki narasi dan ini membutuhkan sebuah ketekunan yang tinggi dalam membuat catatan baik sketsa maupun tulisan.

Ini hanya tentang menulis saja bagaimana dengan menulis catatan lapangan?

Ketika saya kuliah dahulu memang telah ada beberapa kali ekspedisi yang telah saya lakukan. Namun dapat dibilang tidak ada kuliah resmi yang mengajarkan bagaimana untuk membuat catatan lapangan yang baik dan benar. Walaupun demikian saya sadar bahwa untuk membuat catatan lapangan itu adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan karena tidak ada seorangpun yang berbicara secara khusus bagaimana untuk melakukannya. Walaupun demikian internet sekarang ini telah menyediakan semuanya (bisa dicek disini dan disini). Malah di sebuah universitas di Amerika merasa perlu untuk membuat suatu mata kuliah khusus mengenai hal ini (cek ini dan ini). Karena kalau di Indonesia kemungkinan besar perihal tulis menulis akan diberikan mata kuliah seperti proposal penelitian atau sebangsanya.

Mengapa menulis catatan lapangan atau malah berupa log book laboratorium?

Jadi walaupun terkesan sepele namun catatan lapangan akan menjadi catatan utama bagi kita sendiri dalam mengembangkan diri atau setidaknya membantu kita untuk menulis tugas atau laporan selanjutnya (skripsi, tesis, disertasi). Apakah di lapangan sering bingung dengan apa yang harus ditulis? Tentunya hal ini memerlukan suatu latihan dan kontemplasi. Berkaca pada salah satu penulis besar seperti Alfred Wallace, segala bentuk peristiwa dan temuan haruslah ditulis sedetil mungkin dengan gambar maupun tulisan (apakah kamu pernah membaca bukunya?). Lalu ada kemungkinan juga log book di laboratorium juga akan dibaca oleh teman-teman pemakai lab selanjutnya. Sehingga deskripsi sedetil mungkin mengenai metode, peristiwa maupun bahan material termasuk alamat lengkap tempat membelinya pun jika perlu tentunya akan lebih baik lagi dicantumkan.

Sekali lagi data lapangan yang baik sebaiknya didokumentasikan oleh karena itu Wallace sering dikenal sebagai naturalis yang pandai bercerita. Budaya menulis dan bercerita memang belum menjadi bagian dari kehidupan kita di Indonesia (setidaknya di sekeliling saya pribadi). Sebagai seorang peneliti kita wajib untuk mendokumentasikan segala sesuatu. Tentunya dengan teknologi yang sudah lebih mumpuni, kita sudah lebih mudah untuk melakukan hal ini. Akan tetapi kenyataannya tetap saja budaya menulis masih jauh dari kehidupan sehari-hari.

Setidaknya bagi saya ada beberapa cara untuk mulai menulis termasuk mencatat di lapangan

  1. REKAM! apa kamu sudah menonton “Her” dimana Theodore Twombly menulis dengan berbicara? Sekarang banyak sekali aplikasi di internet, IOS maupun android yang sangat mendukung kita dalam menulis atau merekam suara dengan interface yang menawan misalnya Google Keep and Evernote. Saya pribadi menggunakan Evernote setiap hari termasuk ketika menulis tulisan ini.
  2. PIN! buatlah pin atau pointers untuk masing-masing ide tulisan, paragraf atau kalimat. Pada akhirnya kategorikan dan satukan ide terkait dengan ide yang serupa.
  3. MERACAU! kalau tidak memiliki ide untuk mencatat atau menulis, mungkin meracau adalah sesuatu yang menarik. Ada kemungkinan racauan kita akan menghasilkan berlembar-lembar halaman :D. Tapi ini lebih baik daripada tidak menulis sama sekali.
  4. NOTEBOOK! (1) gunakan notebook atau kertas atau apapun yang dapat ditulis. Tampak seperti tidak tersusun dengan rapi? Yang penting kebiasaan menulis dimana saja dan menjadi kebiasaan terlebih dahulu. Alasan tulisan jelek mungkin tidak menjadi masalah asalkan dapat mengerti tulisan sendiri dan menjadi kebiasaan. Menulislah setiap hari. Buat 1 kalimat, 2 kalimat, 1 paragraf, dan seterusnya.
  5. NOTEBOOK!! (2) lagi-lagi tentang notebook. Ritual buku catatan atau notebook ini penting menurut saya. Saya biasanya memiliki merek notebook dan pen khusus untuk menulis baik untuk catatan harian atau kerja (Ok ok jujur saja saya terbiasa memakai Moleskine dan Sharpie untuk menulis! :D).

Jadi mulai kini tulislah yang ingin engkau baca, baik menggunakan komputer, tablet atau menulis indah di buku tulis biasa semuanya sekarang sah-sah saja.

SELAMAT MENULIS :)

++++

P.S. Foto diatas diambil ketika koleksi data lapangan di daerah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat bulan lalu.

Advertisement

4 Comments

  1. Devi R. Ayu says:

    sukaaaa….dan saya memang penimbun notes berbagai ukuran dan lucu-lucu :)))

    Like

    1. flasmana says:

      Penyakit menahun yahh ternyata :D

      Like

  2. Nina says:

    Setuju, kita harus punya kebiasaan menulis dan membuat catatan…. paling enggak itu membantu meringankan pekerjaan memory otak kita dan kemudia bisa di pake untuk hal-hal yang lain… :)

    Like

    1. Felly says:

      setuju banget … sekalipun terkadang suka males juga dan tetap aja pasti ada yang kelupaan walau udah dicatet :\

      Like

Leave a Comment

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.