Borneo: A Glance of West Kalimantan | Sekilas Kalimantan Barat

I know it’s been ages ago since I posted pictures about fieldwork. Last time probably about my preference and friends on field clothes. We just went survey to Kapuas Hulu last month and on our way back home we traveled through Putussibau and Pontianak. Here below are some photos selection during the trip. Photo above is a peat lake in Kapuas Hulu, an area in the middle of Danau Sentarum National Park and Betung Kerihun National Park. Look at the mirror reflection from the water lake! Black water made it fantastically beautiful and eerie in the same time. Most pictures below here are from my Galaxy Note. I love it since BW mode give more strength to the most photos even more than coloured one.

Saya tahu sudah lama sekali sejak saya memuat foto-foto di lapangan. Terakhir kali mungkin tentang pilihan saya dan teman-teman dalam berbusana lapangan. Kami baru saja kembali dari survei di Kapuas hulu bulan lalu dan dalam perjalanan pulang kami melakukan perjalanan melalui Putussibau dan Pontianak. Di bawah ini adalah beberapa foto pilihan selama perjalanan berlangsung. Foto di atas merupakan danau gambut di Kapuas Hulu, sebuah area di antara Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung Kerihun. Lihat saja refleksi cermin dari air danaunya! Air danau yang berwarna hitam membuatnya sangat indah dan aneh di saat yang sama. Kebanyakan foto yang ada dibawah ini berasal dari Galaxy Note. Saya suka dengan mode hitam dan putih karena lebih memberikan banyak kekuatan daripada foto berwarna. 

Half of my team on the first day of our trip from Putussibau. We are very excited to see and meet all wildlife and big trees in this landscape.

Setengah dari timku pada hari pertama perjalanan kami dari Putussibau. Kami sangat bersemangat untuk melihat dan bertemu dengan semua satwaliar dan pohon besar yang berada di lanskap ini.

River Cruising at West Kalimantan

We cruised  the Kapuas and Embaloh River with speed boat for almost one and half week passing through peat forests and lakes. Many times it is difficult to reach all of them on foot and we have to get wet/swim because the water sometimes is more than 1.5m deep. Overall it is a very pleasant journey since lack of rain and not too hot too in January.

Kami menjelajahi Sungai Kapuas dan Embaloh dengan kapal cepat selama hampir satu setengah minggu melewati hutan gambut dan danau. Terkadang sangat sulit untuk mencapai seluruh lokasi dengan berjalan kaki dan kami harus berbasah-basahan/berenang karena airnya terkadang sedalam lebih dari 1.5m. Secara keseluruhan perjalanan kemarin sangat menyenangkan karena tidak begitu banyak hujan dan tidak begitu panas di bulan Januari.

Beautiful and mystical peat riverine forest. High tannins made this incredible place with reddish wine to black water all year.

Hutan gambut bersungai yang indah dan mistik. Tingginya zat tanin membuat tempat luar biasa ini memiliki air yang berwarna merah anggur dan hitam sepanjang tahun.

Danau Sentarum National Park in the distance. This is the largest watershed in West Kalimantan and also the one of last haven of Bornean Orangutan (Pongo pygmaeus pygmaeus).

Taman Nasional Danau Sentarum di kejauhan. Merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) terbesar di Kalimantan Barat yang juga salah satu dari  tempat perlindungan terakhir Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus pygmaeus).

Working on the mammals interview with pictorial book guides. We conducted some interview with local hunters and villagers which known to have great knowledge on wildlife around Kapuas Hulu area.

Bekerja dalam wawancara mamalia dengan menggunakan buku panduan bergambar. Kami melakukan sejumlah wawancara dengan pemburu lokal dan penduduk desa yang biasanya memiliki pengetahuan luas akan satwa liar di sekitar kawasan Kapuas Hulu. 

Rambai  (Baccaurea motleyana). Juicy fruit, sweet, and sour with little seeds. Not belongs together with Duku and Langsat although appeared to be the same Family Phyllanthaceae.  Very easy to be found during the survey period and a woman gave me a whole bunch of them which immediately eaten by the whole team.

Rambai (Baccaurea motleyana). Buah yang berair, manis, dan asam dengan biji kecil. Bukan seperti Duku dan Langsat walau kelihatannya berada dari keluarga yang sama, Famili Phyllanthaceae. Sangat mudah ditemukan selama waktu survei dan seorang wanita memberikan banyak buah ini kepada saya yang segera dimakan oleh seluruh tim.

Fisherman village at Desa Tembang, Kapuas Hulu. We spent a week hopping from one to other village. Common view when visiting this place, most villagers  incredibly have a very good balance walking through wood logs which maybe smaller than this.

Kampung nelayan di Desa Tembang, Kapuas Hulu. Kami melewatkan waktu seminggu berpindah dari satu ke desa yang lain. Suatu pemandangan umum dari tempat ini, kebanyakan penduduk desa secara menakjubkan memiliki keseimbangan yang sangat baik ketika berjalan melalui balok kayu yang mungkin lebih kecil dibandingkan ini. 

Jules with my machete, my caucasian friend and coworker who is very eager to cruise along the beautiful river and get payed in the same time :D

Jules dengan golokku, teman kulit putih dan rekan kerja yang sangat bersemangat menjelajah sungai yang indah dan mendapat bayaran di saat yang sama :D

Malay Cuisine from local restaurant in Putussibau. If you like fish and curry soupy food or Nasi Kapau then you will like this kind of food.

Masakan Melayu dari restoran setempat di Putussibau. Jika kamu suka ikan atau makan bersup kari atau Nasi Kapau maka kamu akan suka jenis masakan ini.

Siao Bei, pork dumplings/siomay in Pontianak. A late night snack with new friends.

Siao Bei, pangsit babi/siomay di Pontianak. Makanan ringan tengah malam bersama teman baru.

Mie Tiau Polo, a very famous noodle house. If you can see the sign, said that this restaurant is moved from the next door (Mie Tiau Apollo). Rumour said that chef from Apollo moved and made new restaurant right on the next door of his employer to make competition even bigger. So choose wisely before eating mie tiau at Pontianak. Similar things with  Es Durian Ganti Nan Lamo  and  Es Durian Iko Gantinyo in Padang.

Mie Tiau Polo, rumah makan mie yang sangat terkenal. Jika kamu dapat melihat tandanya, katanya restoran ini pindahan dari sebelah (Mie Tiau Apollo). Ada rumor yang mengatakan bahwa tukang masak Apollo sebelumnya  pindah dan membuat rumah makan baru tepat di sebelah mantan atasannya untuk membuat kompetisi semakin besar. Jadi pilihlah dengan bijak sebelum memakan mie tiau di Pontianak. Hal yang sama juga terjadi di Es Durian Ganti Nan Lamo  dan  Es Durian Iko Gantinyo di Padang.

Fish crackers and West Kalimantan local food stalls in Pontianak. This capital city has its own stories by its name meanings, the spirits of woman who died while pregnant or in Java people recognised it as Kuntilanak

Pedagang keripik ikan dan makanan asli Kalbar di Pontianak. Ibu kota ini memiliki ceritanya sendiri dengan namanya yang berarti hantu wanita yang meninggal ketika mengandung atau di Jawa orang-orang menyebutnya sebagai Kuntilanak.

Advertisement

Leave a Comment

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.