
Is this your old red bicycle?
Apakah ini sepeda merah lama milikmu?
It was not a long journey to Rumah Dunia in Serang, Banten. It was only a short visit for “Rumah Adalah Di Mana Pun” book discussion last month. This book is written by Indri Juwono & her friends in Langkah Dewi. However, I will not talk about the travel book itself for now (*spoiler* I am also in the book as supporting character in Indri’s story :p). I am so impressed with the neighbourhood and Gol A Gong‘s mission to increase literacy in Banten. Who doesn’t know about Rumah Dunia, Gol A Gong, and Balada Si Roy? Even though honestly I never read it but I know him since I was in primary school. My first impression when seeing Rumah Dunia that it is so artsy. Many recycled and old stuff are combined and made into art stuff. There are Rumah Dunia Auditorium and outdoor hall for hundreds of people in the front yard . In the old version of Rumah Dunia, most building materials are made from bamboo.
When Indri talks about her book
Ketika Indri sedang berbincang tentang bukunya
Perjalanan ke
Rumah Dunia di Serang, Banten bukannya perjalanan yang panjang. Bulan lalu saya berkunjung secara singkat dalam rangka diskusi buku “
Rumah Adalah Di Mana Pun“. Buku ini ditulis oleh
Indri Juwono dan teman-temannya di
Langkah Dewi. Akan tetapi, saya tidak akan berbicara tentang buku perjalanan itu sendiri sekarang ini (*bocoran* saya juga menjadi salah satu karakter pendukung dalam cerita Indri :p). Saya begitu terpesona dengan lingkungan dan misi
Gol A Gong untuk meningkatkan literasi di Banten. Siapa yang tidak mengenal
Rumah Dunia,
Gol A Gong, dan
Balada Si Roy? Walau jujur saja saya tidak pernah membacanya tapi saya sudah tahu beliau sedari kecil. Kesan pertama ketika melihat Rumah Dunia adalah suasananya yang begitu berjiwa seni. Banyak barang daur ulang dan lama yang dikombinasikan serta dibentuk sedemikian rupa sehingga bernilai seni. Di halaman depan terlihat Auditorium Rumah Dunia serta ruang outdoor untuk ratusan orang. Pada versi lama Rumah Dunia, bahan bangunan juga sebagian besar terbuat dari bambu.

One of Gola A Gong’s memorabilia corner
Salah satu sudut memorabilia Gol A Gong
Well at least it is useful now for outdoor decoration.
Yah setidaknya berguna sekarang untuk dekorasi luar ruangan.

Tampak luar Auditorium Surosowan – RUMAH DUNIA
External appearance of Surosowan Auditorium – RUMAH DUNIA

What do you think when you see your old computers here?
Apakah yang kamu pikirkan ketika melihat komputer lamamu di sini?

Slogan: My Home, Home of The World Were Built By Words
Slogan: Rumahku, Rumah Dunia Kubangun Dengan Kata-kata

This seems strange but you can get the point?
Ini tampaknya aneh tapi kamu dapat mengerti maksudnya kan?

Hmm just wonder what is this actually?
Hmm hanya berpikir apa ini sebenarnya?

8 jam lagi menuju Baduy Dalam – salah satu perjalanan impianku

I love especially the bamboo window here
Saya suka sekali terutama jendela bambunya disini
Like this:
Like Loading...
Published by Felly
Felicia Lasmana is a conservation biologist, blogger in Bahasa Indonesia – English, passionate traveller, avid reader, sensible vegetarian and a tea addict. She has a great interest in the application of conservation science into practical solutions such as sustainability-related issues.
View all posts by Felly
mohon dibantu, contact person untuk menghub rumah baca gol a gong atau yg terkait ? kami mencoba menghub via nmor tlp yg tertera di webs dll tp tidak ada respon :)
kami berniat ingin mengunjungi kesana
LikeLike