Masih tentang India, sebagai seorang pejalan dan pengamat sosial budaya di setiap tempat yang saya kunjungi ternyata ada 3 pertanyaan utama yang selama ini muncul ketika berjumpa dengan teman-teman yang kepo tentang perjalanan India tempo hari.
1. Apakah India itu kumuh?
Setiap kota di Indonesia pastinya juga ada tempat kumuh tapi yang berbeda di India kemungkinan besar adalah keberadaan sapi yang dimana-mana. Kalau pemerintah Indonesia mengijinkan sapi berkeliaran dimana-mana mungkin keadaannya akan sangat mirip dengan India. Yang perlu dicatat juga adalah suasana jalan yang penuh dengan hingar bingar (khas film India jaman dulu). Pada hari pertama ketika mencapai Kolkata, saya masih ingat ketika naik taksi yang ngebut ngga keruan, selalu terdengar bunyi klakson dan musik membahana seperti mau dugem setiap saat. Ini tidak terasa normal dan ajaib pada awalnya. Namun lama kelamaan menjadi sangat normal dan biasa setelah 2 – 3 hari beradaptasi di India.
2. Apakah orang India bisa bahasa Inggris?
Bahasa menjadi sesuatu yang penting apabila kita bepergian kemana saja. Ketika pertama kali berangkat ke India, saya menganggap semua orang India dapat berbicara bahasa Inggris. Kenyataan di lapangan tentunya berbeda apalagi wilayah India yang saya tuju. Sebagai catatan di India utara rata-rata orang berbicara dalam Bahasa Hindi, berbeda dengan India bagian selatan. Ada kalanya ketika kita susah untuk berkomunikasi maka bahasa tubuh menjadi pilihan utama. Jangan khawatir dengan orang India karena rata-rata selama di perjalanan mereka sangat baik dan suka membantu. Saya jadi ingat ketika saya dan teman travel, Dini, dibelikan tiket Metro & Bis di Delhi karena sudah tidak punya Rupee? Ini sampai dua kali (LUAR BIASA)!!! Pastinya orang India rata-rata sangat percaya diri. Yang perlu dicatat lagi adalah ketika membeli tiket kereta api, peningkatan kelas duduk/tidur dapat berarti peningkatan jumlah orang yang dapat berbicara Bahasa Inggris. Jangan khawatir kamu tidak punya teman mengobrol apabila berada di India pastinya ;)
3. Sopir taxi belajar bahasa Inggris?
Nah sebenarnya ini bukan pertanyaan tapi lebih ke arah dinamika perjalanan :D. Kalau belakangan lagi ramai Pak Tarmedi Sopir Taksi Express yang belajar Bahasa Inggris, saya dan Dini di Dharamsala juga bertemu dengan seorang supir taxi yang ‘luar biasa’. Mulai bertemu jam 5 pagi di tempat antah berantah, sampai ingat kita harus bayar Rs 300 sekali jalan, lalu dia marah2 karena kita tidak booking dia lagi. Yang mengherankan ketika dalam perjalanan dia ingin praktek bahasa Inggris terutama diajarkan melafalkan bagian tubuh manusia. Ini termasuk bagaimana melafalkan v*%^*a dan p*@#s (eh?). Begitu anehnya sampai-sampai kita pura-pura tidak mengerti dan mengalihkan topik pembicaraan :D.