India: 3 Pertanyaan Tentang India – Kumuh, Bahasa Inggris, & Sopir Taxi

1001584_10152011879394558_148461023_n

Masih tentang India, sebagai seorang pejalan dan pengamat sosial budaya di setiap tempat yang saya kunjungi ternyata ada 3 pertanyaan utama yang selama ini muncul ketika berjumpa dengan teman-teman yang kepo tentang perjalanan India tempo hari.

1. Apakah India itu kumuh?
Setiap kota di Indonesia pastinya juga ada tempat kumuh tapi yang berbeda di India kemungkinan besar adalah keberadaan sapi yang dimana-mana. Kalau pemerintah Indonesia mengijinkan sapi berkeliaran dimana-mana mungkin keadaannya akan sangat mirip dengan India. Yang perlu dicatat juga adalah suasana jalan yang penuh dengan hingar bingar (khas film India jaman dulu). Pada hari pertama ketika mencapai Kolkata, saya masih ingat ketika naik taksi yang ngebut ngga keruan, selalu terdengar bunyi klakson dan musik membahana seperti mau dugem setiap saat. Ini tidak terasa normal dan ajaib pada awalnya. Namun lama kelamaan menjadi sangat normal dan biasa setelah 2 – 3 hari beradaptasi di India.

2. Apakah orang India bisa bahasa Inggris?
Bahasa menjadi sesuatu yang penting apabila kita bepergian kemana saja. Ketika pertama kali berangkat ke India, saya menganggap semua orang India dapat berbicara bahasa Inggris. Kenyataan di lapangan tentunya berbeda apalagi wilayah India yang saya tuju. Sebagai catatan di India utara rata-rata orang berbicara dalam Bahasa Hindi, berbeda dengan India bagian selatan. Ada kalanya ketika kita susah untuk berkomunikasi maka bahasa tubuh menjadi pilihan utama. Jangan khawatir dengan orang India karena rata-rata selama di perjalanan mereka sangat baik dan suka membantu. Saya jadi ingat ketika saya dan teman travel, Dini,  dibelikan tiket Metro & Bis di Delhi karena sudah tidak punya Rupee? Ini sampai dua kali (LUAR BIASA)!!! Pastinya orang India rata-rata sangat percaya diri. Yang perlu dicatat lagi adalah ketika membeli tiket kereta api, peningkatan kelas duduk/tidur dapat berarti peningkatan jumlah orang yang dapat berbicara Bahasa Inggris. Jangan khawatir kamu tidak punya teman mengobrol apabila berada di India pastinya ;)

3. Sopir taxi belajar bahasa Inggris?
Nah sebenarnya ini bukan pertanyaan tapi lebih ke arah dinamika perjalanan :D. Kalau belakangan lagi ramai Pak Tarmedi Sopir Taksi Express yang belajar Bahasa Inggris, saya dan Dini di Dharamsala juga bertemu dengan seorang supir taxi yang ‘luar biasa’. Mulai bertemu jam 5 pagi di tempat antah berantah, sampai ingat kita harus bayar Rs 300 sekali jalan, lalu dia marah2 karena kita tidak booking dia lagi. Yang mengherankan ketika dalam perjalanan dia ingin praktek bahasa Inggris terutama diajarkan melafalkan bagian tubuh manusia. Ini termasuk bagaimana melafalkan v*%^*a dan p*@#s (eh?). Begitu anehnya sampai-sampai kita pura-pura tidak mengerti dan mengalihkan topik pembicaraan :D.

Advertisement

India: Transportasi India

Image

Indonesia patut panas dengan India karena sudah ketinggalan jauh dalam segi pemenuhan sarana transportasi. Setidaknya seperti di kota besar seperti New Delhi. Sebagai negara yang berkembang sangat pesat, India sangat memperhatikan warganya yang sekarang ini sudah berjumlah 1.098.577.839 penduduk (Wikipedia 2013).

Ada 6 alat transportasi utama di India yang semuanya bisa dibilang sangat murah

  1. Bemo: Kalau di Jakarta malah sudah digusur dan hampir tidak ada lagi maka di India bemo atau yang disebut dengan nama keren autoricksaw malah dilestarikan. Kita dapat dengan mudah menjumpai bemo ini dengan warna hijau dan kuning sebagai ciri khasnya. Jangan takut untuk tawar menawar harga, pastikan saja bemo yang Anda tumpangi adalah prepaid autoricksaw atau memiliki argo. Untuk tarif biasanya berkisar antara Rs10 – Rs50.
  2. Bus: Di New Delhi malahan stasiun bis sudah seperti bandara udara dengan sistem terkomputerisasi mulai dari pemesanan tiket online dan full AC. Walaupun memang di beberapa kota masih jauh dan sama seperti di indonesia.
  3. Metro : Nama lain dari subway di New Delhi (dan kemungkinan besar juga di beberapa kota besar India lainnya). Teman saya Dini malah berkata Metro di Delhi masih lebih baik kondisinya daripada Metro di Paris? (Hah?). Logo Metro India pun dapat dikatakan mengikuti Tube di London walaupun mungkin masih kalah bersih dengan negara penjajahnya atau di Singapura. Kemarin pun dari New delhi menuju Airport saya turut merasakan fasilitas terbaru dari metro antar kota dan Bandara Udara Indira Gandhi yang baru diresmikan bulan Juli kemarin malahan. Namun sayang tidak dapat diabadikan dalam bentuk foto karena dilarang oleh petugas kemanan setempat. Untuk menggunakan fasilitas umum ini cukup dengan membayar token plastik dan kartu pass dengan harga terjangkau mulai Rs20 – Rs30 sekali jalan.
  4. Kereta Api: Kereta api sudah memiliki sejarah panjang dalam perjalanan alat transportasi India sejak jaman kolonial Inggris termasuk sistemnya yang komplek namun menakjubkan. Namun ada pengalaman bikin jiper sekaligus berkesan pada saat saya dan Dini naik kereta dari Varanasi ke Agra. Karena ternyata tiket kami belum layak naik gerbong (alias waitlisted) maka kami dianggap sebagai penumpang gelap. Tapi berkat ketenangan kami berdua maka kami tetap dapat naik kereta walaupun diminta untuk membayar tiket langsung di gerbong kereta lengkap dengan denda dan tip (Ya, orang India sangat suka dengan tip!). Kalkukasi tiket on board juga sangat menarik untuk diamati. Kondektur karcis malah punya semacam buku kecil untuk kitab kalkukasi jarak dan biaya tiket karena ternyata permasalahan penumpang gelap seperti ini memang sangat sering terjadi :D. Tapi jangan harap untuk menjumpai hal seperti ini di gerbong General Quota karena pasti tiket kalian tidak akan pernah diperiksa berdasarkan pengalaman.
  5. Taksi: Di Bandara Kolkata malah disarankan untuk membeli tiket prepaid taxi yang walau lama antrian tunggunya. Walaupun demikian tidak seperti di Indonesia tungguannya dijamin bergerak dan tidak macet (ingat Blue Bird di Cengkareng?). Kemudian apabila diamati Taksi Kolkata pun sangat vintage dengan warna kuning seperti kembali ke jaman tahun 60an.
  6. Pesawat: mungkin bukan alat transportasi utama tapi kalau kalian di india kalian layak ntuk merasakan terbang bersama IndiGo, pesawat budget asli India yang keren dan masuk sebagai maskapai penerbangan terabik di India versi Skytrax 2013. Di bandara, IndiGo sangat mudah ditemukan dengan warna indigonya (tentu saja). Ada juga Spicejet yang lengkap dengan warna merah pada tubuh pesawatnya (sangat bercirikan India yang meriah bukan?).

Namun terlepas alat transportasi apapun yang kalian naiki tetap saja identitas budaya india tetap kental dimana saja dan biasanya diabadikan dengan keberadaan meja puja-pujaan entah kepada Wisnu, Shiva, Ganesha, Sai Baba, dll. Produk transportasi lokal seperti TATA dan BAJAJ termasuk revitalisasinya juga dapat ditemukan dimana-mana mulai dari tingkat kota maupun pedesaan seperti yang saya temukan ketika berkunjung ke Dharamsala.

India terus bergerak dan memperbaiki diri walau dengan segala kekurangannya. Mulai dari kebersihan dan sarana transportasi dan ini pasti dan meningkat dari kota ke kota yang saya kunjungi beberapa waktu lalu. Jadi kalian pastinya setuju apabila bangsa yang besar terlihat dari infrastruktur yang berhasil dibangun dan dinikmati bangsanya bukan?