Mulai dari keuntungan secara rohani dan jasmani serta modal untuk mencari penghasilan tentunya. Namun sebenarnya apa untungnya sih menjadi pengamat burung? Tapi sebelum menjawab pertanyaan itu, sejenis makhluk apakah birdwatcher itu? Banyak teman bertanya tapi juga menyalahartikan profesi pengamat burung liar di alam ini. Jawabannya mungkin dapat dipikirkan seiring dengan tulisan ini bergulir.
1. Lebih menghargai alam
Menjadi pengamat burung di alam bebas ternyata memiliki banyak keuntungan. Salah satu diantaranya adalah kita dapat lebih menghargai alam serta mendapatkan ilmu langsung dari laboratorium alam, baik di kawasan urban maupun kawasan ekosistem alami. Peran hutan termasuk flora fauna di dalamnya sebagai penyedia jasa lingkungan seperti penyedia air, pencegah banjir, penyedia udara segar tak berpolusi juga dapat kita rasakan secara langsung.
Salah satu hal yang saya sukai dari pengamatan burung adalah udara pagi dan bau tanah yang menyegarkan. Selepas itu rasanya positif aja menjalani hari walaupun paling enak untuk kembali tidur sebenarnya (eh?)
2. Mendapat teman baru
Hingga kini tercatat setidaknya ratusan pengamat burung amatir dan professional di seluruh Indonesia yang tergabung dalam berbagai klab baik online maupun offline (P.S. jumlah secara resmi saya belum tahu tapi kalau ada info boleh donk berbagi di bagian komentar di bawah :)). Tidak hanya serta merta mengamati burung kita juga dapat mengamati hal keren lainnya, misalnya jamur, kupu-kupu atau malah pohon besar seperti dipterokarpa yang keren :)
Kupu-kupu coklat yang keren atau malah tanaman hijau yang membosankan?
3. Hobi bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani
Manusia akan menjadi lebih sehat dan lebih berpikir positif apabila berdekatan dengan alam. Setuju kan? Jadi tidak usah bingung lagi apabila sedang bepergian di alam bebas. Pengamatan burung bisa dijadikan salah satu alternatif kegiatan luar ruangan yang bermanfaat bagi tubuh dan pikiran kita. Selain tentunya akan lebih mendekatkan diri kita kepada Sang Ilahi dan ciptaan-Nya.
Sekalipun tidak ada burung yang teramati maka flora dan fauna permukaan tanah pun dapat dijadikan obyek observasi.
4. Menjadi bagian Citizen scientist
Pengamat burung amatir pun dapat dianggap sebagai bagian dari citizen scientist atau sains warga! Ambil contoh saja dengan gerakan Monitoring Burung Pantai Indonesia (MoBuPI) dan Atlas Burung Indonesia (untuk informasi lebih lanjut tentang Atlas Burung Indonesia bisa cek pranala disini dan disini). Untuk berkontribusi pada tingkat internasional, kita dapat berperan serta dalam Asian Waterbird Census (AWC) bersama Wetlands Internasional dan untuk pengamatan burung migran bersama Raptor Indonesia (RAIN). Apalagi hingga kini masih terdapat sedikit sekali catatan pengamatan burung di kawasan tropis terutama Indonesia (bagian Timur). Dengan demikian masih ada kemungkinan besar untuk menemukan jenis burung baru atau yang sebelumnya dinyatakan punah, sebagai contoh Melipotes carolae (Wattled Smoky honeyeater atau Melipotes Foja) dan Amblyornis flavifrons (Golden-fronted Bowerbird atau Namdur Dahi-emas) di kawasan Pegunungan Foja, Papua.
Atlas burung Indonesia in progress yang didukung oleh klab pengamat burung seluruh Indonesia
6. Kepuasan pribadi
Istilah birdwatcher, birder atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai pengamat burung sering disalahartikan sebagai penggemar burung berkicau. Entah sebagai seorang Birder1, Dude2, atau pun Twitcher3 tapi pengamatan burung di alam bebas atau di luar sangkar tentunya akan memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Apalagi burung yang teramati adalah jenis langka dan jarang terlihat di alam.
Ya udahlah akhirnya lihat burung juga walau cuman sebatas tekukur liar (Streptopelia chinensis) :D
7. Hobi keren dan nggak pasaran
Yang pasti hobi ini nggak mainstream! Walau memang untuk peralatan sendiri tergolong mahal tapi kan masih bisa modal minjem hehe (pengalaman pribadi!). Buku panduan, binokuler dan atau kamera lensa panjang adalah perlengkapan standar seorang pengamat burung. Walaupun sebenarnya state of art pengamat burung sejak jaman dahulu adalah pengamatan dengan binokuler itu tadi. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan ketika menggenggam binokuler serta melihat burung indah yang tidak pernah dilihat orang lain sebelumnya di alam bebas.
Kalau diperhatikan gaya sebagai seorang pengamat burung sebenarnya biasa banget. Baju warna alam (dominasi hitam, abu, coklat, hijau) dan biasanya disertai dengan senjata binokuler dan atau kamera lensa panjang. Perlengkapan dan peralatan lainnya sebenarnya standar bagi yang suka hiking dan trekking.
7. Kebiasaan menulis (dan membaca) juga dapat dipupuk sedari dini
Sebagai seorang pengamat burung, kebiasaan melakukan dokumentasi menjadi sangat penting karena tidak hanya menjadi catatan bagi diri sendiri tapi juga orang lain, misalnya penulisan jurnal ilmiah. Jangan mau kalah juga dengan pemburu satwa yang ternyata membaca jurnal dan buku panduan untuk mendapatkan target buruannya.
Sebenarnya apa saja sih kegiatan pengamat burung lainnya di Indonesia ? Baru-baru ini telah diselenggarakan Pertemuan Pengamat Burung Indonesia (PPBI) yang kelima, di Rancaupas, Jawa Barat, sebagai wadah kopdar pengamat burung dari seluruh Indonesia. Di awal bulan ini pada tingkatan komunitas ilmiah akan diadakan Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung di Indonesia II – Yogyakarta. Kedua acara ini merupakan kegiatan yang paling ditunggu oleh pengamat burung nasional tentunya karena selalu ajang bertemu satu sama lain juga merupakan ajang berbagi informasi dari seluruh kawasan pengamatan burung di Indonesia.
8. Kegiatan wisata edukatif dengan pangsa pasar eksklusif
Indonesia sendiri tanpa kita sadari telah menjadi tujuan wisata birding dunia karena keelokan burung dan alamnya. Para pemandu pengamatan burung beserta operator wisatanya juga dapat ditemui di beragam lokasi di Indonesia saat ini. Tapi memang rata-rata peminatnya kebanyakan adalah pengamat burung asing. Jadi sebenarnya sudah terbuka lebar pangsa pasarnya apabila ingin berkecimpung di sektor parawisata nan edukatif ini.
Film The Big Year (2011) yang dibintangi sama Jack Black, Steve Martin dan Owen Wilson wajib untuk ditonton jika kamu ingin tahu soal pengamat burung serius macam twitcher dengan cerita yang kocak.
9. Keuntungan serius lainnya?
Keahlian pengamatan burung berdasarkan jam terbang dapat dijadikan modal dasar apabila bekerja di dunia riset, akademisi dan konsultan. Komunitas avifauna atau bahasa kerennya burung selalu menjadi salah satu indikator kesehatan lingkungan dalam setiap kegiatan evaluasi lingkungan (contohnya AMDAL – Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan penilaian NKT – Nilai Konservasi Tinggi). Pemberdayaan masyarakat lokal juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan pengamatan burung professional sebagai modal penghasilan alternatif.
Menjadi seorang pengamat burung juga tetap bisa gaya. Jadi sekarang mau jadi pengamat burung kan?
Catatan Pinggir
1Birder : Seorang pengamat burung diantara seorang twitcher dan seorang dude. Dia mungkin sangat bersemangat ketika birding tetapi tidak berobsesi. Pengetahuan identifikasi dan pengenalan lokasi untuk pengamatan biasanya cukup bagus. Para Birder juga suka mencari burung langka yang dikejar para twitcher serta senang membantu seorang dude.
2Dude : seorang birder yang tidak terlalu serius dengan pengamatan, lebih menyukai pemandangan yang indah dan cuaca yang baik. Biasanya cukup puas dengan burung – burung yang sering dijumpai dan sangat membosankan bagi seorang twitcher. Seorang Dude sering tidak terlalu pintar mengidentifikasi jenis-jenis burung, akan tetapi sangat menikmati burung-burung yang mereka lihat dan tidak mengumpulkan daftar-daftar jenis burung mereka.
3Twitcher : Pengamat burung yang terobsesi untuk membuat daftar jenis burung dan berusaha mengamati burung – burung langka yang sudah ditemukan oleh birdwatcher lain, Seorang twitcher biasanya terobsesi menjelajahi semua negara hanya untuk melihat suatu jenis burung yang mungkin bagi orang awam biasa saja. Ada kalanya terobsesi hanya pada satu golongan burung saja seperti Pitta atau Koel di seluruh dunia. Mahluk ini sangat mungkin terlihat lusuh dan lecek dengan sahabat sejatinya binokuler dan kamera yang mungkin sudah usang karena terlalu sering dipakai.
Seluruh foto dalam tulisan ini diambil pada saat Pertemuan Pengamat Burung Indonesia (PPBI V) di Bumi Perkemahan Rancaupas Ciwidey, Jawa Barat, 28 – 29 November 2015. Tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut KONFERENSI NASIONAL PENELITI DAN PEMERHATI BURUNG DI INDONESIA II, 4 – 6 Februari 2016, di Yogyakarta.
Tulisan 9 Manfaat menjadi Birdwatcher atau Pengamat Burung setengah terinspirasi dari Why should I care about endangered species? dan pertama kali muncul di www.felicialasmana.com
Haha… Ulasan yang renyah, Fel.. Kalau daftar lembaga pemgamat burung baik yang tingkat lokal, kampus sampai nasional ada di File Group Pengamat Burung Indonesia yang disusun oleh Imam T.
LikeLike
Oke sip! Matur nuwun, Mas
Dulu keknya ada di web bu-nu tp saya cek lagi udah ga ada ya?
LikeLike